Malam? Enaknya nge-Bir


Bingung gak sama judulnya?
Sengaja, biar kontroversial :D

Beberapa waktu lalu saya berkesempat ke Eropa dan beberapa negara di sana. Gak mau ketinggalan donk, saya coba jamah ke beberapa coffee shop. Di Eropa menu kopi itu wajib ada di semua restoran. Tidak tanggung-tanggung semua restoran di sana punya mesin kopi yang gede. Bahkan di mini market tiap pom bensin yang saya singgahi saat Euro Trip pasti ada mesin kopi besar. Dalam benak, di Eropa semua orang yang kerja di restoran atau mini market pasti barista kopi. Kagum donk.

Lucunya, ternyata si pembuat kopi tidak serius-serius banget untuk membuat secangkir espresso. Tidak jarang saya menjumpai pembuat kopi tanpa ada teknik tamping (teknik menekan bubuk kopi ke dalam wadah berbentuk silinder/porta filter agar materi kopi padat, ini syarat utama untuk menghasilkan ekstraksi espresso secara sempurna).


Jadi, begitu kopi memenuhi porta filter, lalu dipasangkan ke group head (bagian mesin espresso yang disambungkan ke porta) Entah mereka malas atau tampernya (alat untuk melakukan teknik tamping) hilang dicolong tikus. Haha. Tapi ya sudahlah, yang penting kopi yuk.

Perjalanan itu membuat saya mengklasifikasikan dua karakter coffee shop. Kedai kopi niat dan jenis kafe yang penting ngopi. Kriteria pertama, tempat yang memiliki teknik seduh dengan menggunakan mesin kopi, umumnya menggunakan beberapa pilihan biji single origin (asal mula tempat kopi berasal) minimal dua, dan manual brewing (salah satu teknik menyeduh kopi secara manual tanpa mesin), terutama menu kopi filter (sajian kopi dengan disaring, tanpa ampas). Sedangkan karakter kedua adalah coffee shop dengan mengandalkan mesin kopi.

Paragraf berikut ini akan menjawab judul di atas. Yaitu mengenai jam operasional kafe di sana. Semua coffee shop yang saya kunjungi paling cepat buka jam sembilan pagi dan tutup pada jam 3 sore.

Mengapa? Selain karena standar operasional di sana, ternyata ada penelitian yang menyebutkan waktu paling efektif untuk minum kopi itu ada pada jam 9.30 pagi sampai 11.30 siang. Pada jam tersebut hormon kortisol dalam tubuh sedang rendah. Hormon pengendali stres ini justru perlu mendapat perhatian khusus, karena semakin rendah kadar kortisol, stres akan meningkat.

Jadi, minum kopi membantu mengurangi risiko stres.

Karena cairan kopi mencegah si kortisol dalam tubuh menurun. 

Lalu bagaimana dengan bir? Oke itu hanya gurauan seorang barista sekaligus owner Bahasa Kopi di bilangan Mrican, Gilbert Sandy. Ketika saya coba berkunjung ke Bahasa Kopi, ada pelanggan yang bertanya, "Kenapa gak buka sampai malam mas?" Gilbert gampang saja bilang, "Kalo malam enaknya nge-bir mas, biar lebih rileks."

Jadi, kamu minum kopi berapa cangkir sehari dan jam berapa?
Di mana? Kopi Yuk! donk pastinya.
Mampir yes!

Komentar

Postingan Populer