Kenapa Berubah Nama, Apa Urgensinya?
Di kesempatan ini mau cerita lebih detil soal kelalaian kami, seperti janji di feed sebelumnya. Kenapa berubah nama, apa urgensinya.
Dua tahun lalu, ketika memilih nama bisnis dengan keyword "ajakan" atau frase "sehari-hari yang mudah diingat dan kerap diucapkan" ternyata berisiko besar diduplikasi. Sejauh ini sudah ada lima kedai, termasuk kami, di seluruh Indonesia menggunakan nama tersebut (kami cek di Google Map, aplikasi pengantar makanan, dan web keyword neilpatel.com hehehe). Waktu itu kami belum tahu apa2 soal HKI, ah belum ada urgensinya ngurus merek.
Dan BOOM! Dari kelimanya ada satu yang mendaftar ke Ditjen HKI lebih dahulu. Sudah jelas bukan kami. Kejadiannya pertengahan Agustus lalu. Ketika Bing hendak mendaftarkan merek secara online di DJKI dan cek direktori nama2 merek terdaftar. Jelas sakit hati.
Daripada dituntut ganti rugi hingga Rp 2M sesuai pasal 83 & 100 UU Merek no 20 th 2016 oleh pemilik sah merek, kami mending berganti nama. Biaya pendaftaran merek? Untuk UMKM hanya Rp 500 ribu, bahkan GRATIS jika ikut program fasilitasi dari dinas koperasi dan UKM di masing-masing daerah. Per Jumat pekan ini kami sudah mengajukan permohonan pendaftaran merek ke Ditjen HKI. Semoga lancar. Aminnnnn....
Jadi, manfaat mendaftar merek cuma menghindari plagiarisme dan perlindungan hukum? Wow ternyata ga' cuma itu, benefit lain adalah bisa meningkatkan valuasi intangible asset perusahaan. Sebagai pengetahuan, nilai merek GOJEK saja pada 2019 senilai USD 4,487M! (Kontan.co.id). Jadi bisa sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, dapat membuka peluang waralaba dan meningkatkan kepercayaan dari klien, investor, serta tentu saja konsumen.
Asal Usul Nama Baru
Ok,ok, lalu kenapa kemudian nama Kedai Wak Bing dipilih?
Sebetulnya buat sobat yang sudah mengikuti kami sedari Tamkul, tentu tak asing dengan tokoh Wak (Luwak) dan Bing (Kambing). Kami letakkan karikatur keduanya di atas tembok. Dahulu komiknya sempat muncul di feed2 awal kami. Baru dua episode, komikusnya sudah malas duluan haha. Padahal rencana awal, dua tokoh ini bakal muncul terus mewarnai feed IG kami.
Luwak seperti kita tahu, hewan nokturnal pintar penyantap buah-buahan dan biji-bijian, termasuk kopi. Sebagai ikon kedai, kami coba tiru karakternya, yaitu eksploratif dan liar. Ehemm, maksudnya liar dalam berkreasi.
Lalu apa hubungannya kambing dengan kopi? Menurut cerita rakyat dari Ethiopia, seorang penggembala kambing bernama Khaldi terheran-heran mengapa hewan peliharaannya tersebut terus terjaga dan menggila sepanjang malam.
Usut punya usut ternyata kambingnya memakan buah ceri kopi. Dari situlah kemudian Khaldi mencoba memasak dan memakan buah tersebut sebelum akhirnya dia menyiarkan penemuan tersebut ke pemuka agama setempat. Dari legenda ini kami coba ambil semangatnya yaitu penemuan baru dan inovasi.
#beranibrewbah
Dan inilah kami. Semoga karakter dan semangat dua hewan tersebut terus menyertai. Suka duka, susah senang. Dalam keterkaitannya dengan momen perubahan ini sebuah kampanye baru juga kami luncurkan yaitu:
#beranibrewbah
(berani berubah) sebagai pengejawantahan visi misi kami ke depannya. Sedangkan #kopirasabuah dan #masukjalurlambat masih akan kami pakai.
Semoga kejadian ini tidak hanya menjadi pembelajaran bagi kami melainkan bagi pemilik brand yang belum mendaftar HKI.
Nah sudahkah sobat Wak Bing pemilik brand melindungi mereknya ?
Tabik!
Komentar
Posting Komentar