Pasar Sagan 2: Sekuel Berlanjut

Akhir-akhir ini Jogja rutin diguyur hujan deras. Tidak hanya itu, banyak kejadian unik mewarnai pekan kedua November. Apa saja? 

Timeline media sosial saya dalam seminggu ini penuh hujan kritikan warganet kepada ujaran Sandiaga Uno yang konon susah dimengerti maksudnya. Begitu saya lihat video dan transkripsi ucapan beliau, saya sepakat dengan netizen bahwa untuk dapat mengerti ucapan Wagub DKI Jakarta tersebut hanya bisa disaingi dengan sulitnya mengetahui arti di balik kata-kata "oh", "terserah", "ya makasih", "ok" yang kerap dilontarkan kaum hawa.

Kejadian lain, baru-baru ini saya melewatkan minggu menegangkan ujian tingkat kelulusan untuk bahasa Perancis. Menegangkan karena ya jelas lah ya...namanya juga 'ujian' bukan 'simulasi' atau 'tes persiapan'. Sempat pesimis karena saat sesi compréhension de l'orale (ujian sesi listening dalam bahasa Perancis), banyak soal yang tidak saya jawab. Waktu itu rekaman audio sangat tidak jelas terdengar, karena penutur berbicara melalui telepon. Sehingga banyak bunyi-bunyian mengganggu ujaran si pembicara. Yah, apa boleh buat...saya berusaha sebaik mungkin di tiga sesi setelahnya.

Pasar Sagan gan!
Berikutnya, saya dan luak a.k.a Radit berpartisipasi kembali dalam pasar organik bertajuk Pasar Sagan pada 11 November 2017 lalu. Barang jualan kami masih sama: kopi. Belum berubah jadi durian atau Tinospora Cordifolia alias brotowali. Ini keikutsertaan kami yang kedua. By the way, pasar ini diselenggarakan rutin dua minggu sekali tiap hari Sabtu di IFI-LIP Sagan Yogyakarta. Silakan mampir buat yang tertarik mencoba kreasi organik, karena pelapak dan pilihan produk di sini lumayan banyak. Semua bisa kemari, tapi catatannya satu, jangan lupa bawa duit! Dompet boleh ditinggal.

Kami juga kedatangan tamu istimewa, Diki. Dia istimewa karena ingin diistimewakan, haha ora dink. Dia adalah seorang fotografer handal dan berbakat. Kemampuan memotretnya tak perlu diragukan. Begitu datang, senjata andalan Nikon-nya langsung dia gunakan dan bidik pada tiap momen yang menurut pria bernama belakang 'Gumelar' ini mantap bin cihuy. Aktivitas kami selama membuat kopi, berinteraksi dengan pembeli dia potret.

Pada kesempatan kali itu, konten yang kami bawa masih sama dengan dua pekan sebelum ini. House Blend Kalingga, Temanggung, dan Gayo.
Kalingga menjadi yang terlaris hari Sabtu kemarin. 
Mungkin ada hubungan pilihan biji kopi dari pembeli dengan suasana langit mendung dan hujan malu-malu saat itu. 

Nah ok kita sudahi soal Pasar Sagan. Lapak kami di Taman Kuliner Condong Catur menjelang buka. Saat ini kami masih dalam tahap renovasi ini-itu. Beberapa kebutuhan kayu dan tanaman masih kami cari dan lengkapi. Barang-barang kecil tapi penting, kadang terlewat dan belum kami beli.

Kami tahu kalian sudah tak sabar :p Jika tak ada jamur pada biji kopi (perumpamaan untuk menggantikan idiom yang sudah terlalu sering dipakai: jika tak ada aral melintang), kami buka minggu depan :) Ketika waktu itu datang, mari kemari, jangan lupa bawa duit! Dompet boleh ditinggal.

Tabik!

Komentar

Postingan Populer